ads
Rabu, 16 November 2011

Dari dahulu hingga sekarang, Yogyakarta adalah daerah istimewa. Keistimewaan Yogyakarta tidak hanya terletak pada sejarah yang meliputinya. Namun juga pendidikan yang menjadi ikon utama daerah yang mendapat julukan kota pelajar ini. Banyak pejabat, ilmuwan, politikus-bersih, pengusaha dan tokoh-tokoh reformis Indonesia yang besar karena mengenyam pendidikan di Yogyakarta.

Beberapa tokoh Nasional yang dikenal memiliki karakter dan integritas baik seperti Sri Sultan Hamengkubuwono, Ki Hajar Dewantara, Amin Rais, Mahfud M.D, Busyro Muqodas, Anis Baswedan, Anggito Abimayu dan berbagai tokoh bangsa lainnya adalah para mantan mahasiswa dan pelajar Yogyakarta. 

Selain itu, Yogyakarta berhasil melahirkan tokoh-tokoh cerdas yang mampu menghasilkan prestasi tingkat dunia. Tiap tahun prestasi berkaliber internasional berulangkali diraih oleh perguruan tinggi dan sekolah-sekolah ternama di Kota Gudeg, Yogyakarta. Oleh karena itu, hingga saat ini kapasitas dan kapabilitas Yogyakarta sebagai kota pelajar di Indonesia tidak dapat diragukan.


Namun, sebenarnya apa yang membuat pendidikan di Yogyakarta menjadi lebih istimewa?. Apakah berbagai prestasi tersebut yang menjadikan Yogyakarta menjadi kota pelajar yang istimewa?. Tentu saja tidak. Prestasi bisa diraih dimana saja dan oleh siapa saja yang mau bersungguh-sungguh belajar dan berkerja keras di bidangnya. Bukan disitu letak keistimewaan pendidikan di Kota pelajar Yogyakarta.  

Hampir 12 tahun belajar di Yogyakarta, dengan metode partisipan, kini penulis mengerti bahwa pendidikan di Yogyakarta menjadi istimewa karena Yogyakarta tidak hanya mampu menghasilkan generasi yang berprestasi. Namun, Yogyakarta juga mampu menghasilkan generasi yang berintegritas dan berkarakter baik bagi Indonesia. Mengapa mereka menjadi generasi yang berintegritas dan berkarakter baik?.

Hal tersebut terjadi karena sembari belajar, mereka (para pelajar dan mahasiswa) mengenal keteladanan dan keluhuran nilai-nilai sosial-budaya Yogyakarta. Mereka akan mengenal kesederhaan, kejujuran, kesantunan dan berbagai nilai-nilai keluhuran sosial-budaya yang tidak mereka temui pada kota manapun di Indonesia. 

Para pelajar dan mahasiswa tersebut mengetahui bagaimana masyarakat kaya dan miskin mampu bercanda dan berbagi tawa, untuk saling membahagiakan sesama di hamparan Kali Code. Mereka mengenal keharmonisan kehidupan antara manusia dengan alam melalui masyarakat di sekitar Merapi. Mereka mengenal betapa pemimpin harus benar-benar memperhatikan dan menyayangi rakyatnya, melalui keteladanan yang diberikan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Berbagai keteladanan nilai-nilai sosial-budaya diataslah yang lambat-laun akan membentuk “character building” mahasiswa dan pelajar yang menuntut ilmu di Yogyakarta. Singkat kata, Yogyakarta menjadi istimewa karena Yogyakarta tidak hanya mengajarkan ilmu atau kompetensi semata. Namun, Yogyakarta juga mengajarkan pembangunan karakter (character building) melalui pendekatan sosial-budaya. 



Pelajar dan Mahasiswa, Yogyakarta dari Pemalang
  

0 komentar: