ads
Selasa, 02 Juni 2009

maaf, kalau judulnya saja sudah cukup nylekit.... apalagi isinya nanti.

Artikel ini, sengaja saya tulis untuk menyikapi sindrom akut nampang yang terjadi di dalam tubuh IMPP-Jogja. Saya tidak bermaksud menyalahkan sisi kenarsisan teman-teman semua. Sebab hal ini sangatlah lumrah terjadi di dalam perkembangan psikis kita semua. Yaitu, ada sisi dalam diri kita bila ada di keramaian, ingin selalu menjadi pusat perhatian, atau bisa dikatakan ingin di akui keberadaanya. Kurang lebih, itulah alasan kebiasaan warga IMPP untuk nampang di acara-acara besar yang diadakan IMPP-Jogja itu sendiri yang bisa saya simpulkan.

Proses nampang itu sendiri terjadi dengan berbagai bentuk. Ada yang berproses dengan ngobrol sendiri, melakukan tindakan-tindakan konyol yang bisa menarik perhatian, dan lain sebagainya. Sejujurnya salah satu sifat manusia ini bisa dikatakan wajar-wajar saja. Namun, apabila ditempatkan pada tempat yang salah, maka akan berakibat kurang baik untuk keberlangsungan acara atau kegiatan IMPP-jogja.

Contoh kasus, dalam beberapa acara besar yang diadakan oleh IMPP, seperti JCA, warga IMPP-Jogja yang bisa dikatakan tidak pernah hadir, tiba-tiba menjadi sangat aktif. Ini memang baik, karena acara besar tersebut sangat terbantu dengan munculnya rekan-rekan IMPoja secara tiba-tiba. Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah
"kenapa hanya di acara-acara besar saja mereka muncul?"
"Adakah motif tersendiri yang bersifat self purpose? Atau ada yang lain"
setelah di analisis, maka ditemukan sebuah hipotesa secara subjektif menurut kaca mata pemikiran saya pribadi, yaitu...
1. mereka benar-benar niat untuk membantu keberlangsungan acara....
2. sekedar nampang.....
dan kedua-duanya merupakan alasan yang logis dan bagus. Namun yang perlu digaris bawahi disini adalah proses nampang itu terjadi.

Terkadang, keberadaan pasukan tersembunyi tersebut sangatlah membantu. Tapi, di sisi lain ada juga hal negatif yang seringkali disebabkan oleh keberadaan mereka yang kurang konsistensi dengan alasan pertama di atas (bener2 niat ngebantu). Biasanya, ditengah acara mereka melakukan tidakan-tindakan krusial yang bisa dikatakan cukup mengganggu keberlangsungan acara. Seperti ngobrol sendiri, foto-foto sendiri, guyon, dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya membuat mereka diposisikan sebagai generasi nunam allias numpang nampang.

Hal itu boleh-boleh saja dilakukan agar tidak jenuh atau bosan, tapi janganlah terlalu sering dan harus memperhatikan situasi kondisi acara tersebut. Apakah di sesi serius atau santai. Semuanya ada waktunya. Sebab, saya pun merasakan dan melakukan penampangan yang sama dengan teman-teman. Maka dari itu, dengan ini saya mengajak teman-teman sekalian tanpa bermaksud saling menuduh. Untuk lebih bisa menjaga sikap dan menghargai sebuah forum. Juga, jadikanlah keberadaan kita membawa kemanfaatan bagi sekitar. Bukan malah menjadi penganggu.

Semoga hal ini bisa direnungkan atau menjadi bahan interopeksi diri bagi kita semua. Demi menghargai keberlangsungan, kelancaran, dan kenyamanan bersama dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh IMPP-Jogja.

0 komentar: